
Waspada Virus Marburg, Tingkat Kematian Penderita 88%

Berita Viral Hari Ini – Waspada virus Marburg juga patut masyarakat Indonesia perhatikan. Terlebih mengetahui jika virus ini mempunyai tingkat kematian tinggi sebesar 88%.
Kementerian Kesehatan melalui juru bicaranya, Mohammad Syahril, sebut jika pemerintah meminta masyarakat mewapadai terhadap ancaman jenis virus Marburg.
“Kita perlu tetap melakukan kewaspadaan dini dan antisipasi terhadap penyakit virus Marburg,” ujarnya dalam keterangan resmi yang infoberitaviral.com lansir.
Akibat virus ini, tercatat ada lima dari delapan pasien positif terinfeski di Guinea Ekuatorial meninggal dunia.
Orang yang terjangkit umumnya akan mengalami demam, muntah, pendarahan, hingga gagal ginjal.
Waspada Virus Marburg, Penularan Lewat Cairan Antar Manusia
Agar mampu optimal waspada virus Marburg, maka penting bagi masyarakat mengetahui bagaimana penularan terhadap manusia.
Marburg dapat menular lewat cairan antar manusia seperti saling bertukar benda yang sudah terkontaminasi orang terinfeksi. Seperti pakaian, tempat tidur, gelas, atau alat makan.
Masa inkubasi dari virus ini membutuhkan waktu selama 21 hari hingga orang yang terpapar pada akhirnya menunjukkan gejala sakit.
Gejala awal menunjukkan demam tinggi secara tiba-tiba, berbarengan dengan sakit kepala parah, nyeri otot, dan diare. Penanganan kerap kali terlambat lantaran orang terpapar salah mengira dengan diagnosa penyakit lain.
Baca Juga: Melanie Martinez Play Date, Comeback PORTAL Bermata Empat
Paparan virus Marburg turut memicu pendarahan pada hari kelima hingga ketujuh. Hingga berujung menjadi muntah darah, hidung dan gusi juga dapat alami pendarahan.
Apabila selama fase tersebut virus Marburg tidak kunjung mendapat penanganan medis yang tepat.
Bukan tidak mungkin jika orang terpapar mengalami kematian pada hari kedelapan semenjak terinfeksi.
Virus Marburg dilaporkan memiliki tingkat fatalitas atau risiko kematian hingga 88%. Kemenkes pun meminta setiap masyarakat Indonesia waspadai penularannya.
Kemenkes Ingatkan WNI di Luar Negeri Terhadap Penularan
Kementerian Kesehatan meminta warga negara Indonesia yang bepergian keluar negeri untuk mewaspadai virus Marburg.
“Untuk melakukan perjalanan ke Afrika atau daerah yang melaporkan kasus Marburg berhati-hati. Periksa segera ke tenaga kesehatan karena ini gejalanya enggak khas,” ujar Siti Nadia Tarmizi, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes.
Siti Nadia Tarmizi mengimbau masyarakat tidak lakukan kontak dengan orang sedang sakit atau hewan liar.
Bila merasakan gejala seperti terinfeksi Marburg, maka segera melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat.
Walau hingga berita ini terpublikasikan belum ada orang yang terjagkit virus Marburg. Meski demikian pemerintah telah melakukan penilaian risiko cepat (rapid risk assessment) virus Marburg.
Hasilnya, kemungkinan adanya importasi kasus virus Marburg dengan golongan Indonesia rendah.
Baca Juga: Reaksi Palestina Soal Indonesia Batal Tuan Rumah Piala Dunia
Kemenkes telah mengeluarkan Surat Edaran tentang kewaspadaan terhadap penyakit virus Marburg.
Surat Edaran itu diterbitkan langsung oleh Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Nomor HK.02.02-C-853-2023 tentang Kewaspadaan terhadap Penyakit Virus Marburg.
Marburg merupakan salah satu virus paling mematikan demam berdarah yang jarang terjadi.
Virus ini satu family dengan ebola yang menular lewat cairan tubuh langsung kelelawar atau primate.
“Kelelawar host alami virus Marburg yaitu Rousettus aegyptiacus bukan merupakan spesies asli Indonesia. Belum ditemukan, namun Indonesia masuk jalur mobilisasi kelelawar ini,” terangnya.
Gejala Marburg mirip dengan penyakit lain seperti malaria, tifus, dan demam berdarah yang banyak terjadi di Indonesia.
Kemenkes menegaskan, belum ada vaksin Marburg yang tersedia hingga saat ini lantaran masih dalam pengembangan.
Kini ada dua vaksin yang memasuki uji klinis fase satu yakni vaksin strain Sabin dan Janssen.***