
Susi Pudjiastuti Geram, Harimau Asuhan Alshad Ahmad Tujuh Mati

Berita Viral Terbaru – Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti geram terhadap kejadian matinya anak harimau yang diasuh oleh Alshad Ahmad.
Kabar tersebut memang menjadi trending topic Twitter bahkan menarik perhatian Susi Pudjiastuti setelah melihat poster yang menyindir Alshad Ahmad.
Dalam poster yang diunggah oleh seorang netizen dengan akun @and****, Alshad Ahmad merupakan “bintang utama” dengan judul Harimau Ini Mati di Tanganku.
Poster tersebut mencantumkan nama-nama oknum terkait, seperti BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) dan oknum pemberi izin.
Reaksi tajam dari Susi Pudjiastuti datang setelah melihat poster tersebut. Kejadian ini menyoroti isu penting terkait konservasi dan perlindungan satwa liar di Indonesia.
Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menjaga kelestarian hewan-hewan langka. Tidak heran jika kejadian ini membangkitkan kekhawatiran mengenai perlindungan satwa liar Indonesia.
Susi Pudjiastuti Geram, Ikut Tambahkan Emoji Ungkapan Kekesalan
Terkenal peduli hewan dan lingkungan, Susi Pudjiastuti geram, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI, mengekspresikan kekesalannya.
Susi terlihat menambahkan dua emotikon pada kolom komentar unggahan Alshad Ahmad terkait kematian anak harimau.
Emotikon pertama menunjukkan wajah marah yang mengepalkan tangan, sementara emotikon kedua menggambarkan wajah sedih campur kecewa.
Belum lama ini Alshad Ahmad mengungkapkan bahwa telah ada tujuh anak harimau yang mati dalam pengasuhannya. Padahal harimau seharusnya menjadi satwa yang dilindungi.
Baca Juga: Polisi Tembak Polisi, Anggota Densus 88 Meregang Nyawa
Tanggapan dari Susi Pudjiastuti ini muncul setelah pesohor Tuan Tiga Belas menanyakan jumlah satwa langka yang mati dalam pengasuhan Alshad Ahmad.
Fakta bahwa sudah tujuh anak harimau meninggal dalam asuhannya menimbulkan kritik dari netizen dan pertanyaan terkait izin pemeliharaan satwa langka yang dimilikinya.
Kematian anak harimau bernama Cenora memang membuat miris banyak orang, termasuk Alshad Ahmad sendiri yang sangat merasa kehilangan.
Alshad membawa Cenora ke dokter hewan ketika menyadari ada yang tidak beres dengan kondisinya, namun sayangnya Cenora tidak bisa diselamatkan.
“Ga nyangka Cenora pergi secepet ini, kita semua berduka yang mendalam. Padahal kemarin baru kesenengan karena nyobain daging enak ya. Baru bisa belajar loncat-loncat, kemarin papah ajak mau main ke Villa biar bisa lari-lari yang puas di halaman gede,” ujar Alshad Ahmad.
Baca Juga: Lady Nayoan Rendy Rujuk? Hati luluh Tato Tertutup Filosofi Baru
Belum jelas kronologi dan alasan kematian Cenora yang masih bayi ini. Alshad Ahmad meminta netizen untuk menunggu hasil lab guna memastikan penyebab kematian tersebut.
Ia juga berunding dengan empat dokter hewan untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Cenora.
“Selamat istirahat ya sayang. Makasih atas kehadiran kamu disini yang selalu bikin kita semua bahagia, happy, terhibur karena lucunya, gemesnya dan tingkah-tingkah kamu,” tambahnya.
Alshad Ahmad Kehilangan Tujuh Harimau Berasal dari Satu Indukan yang Sama
Beranjak dari sikap Susi Pudjiastuti geram, kemampuan Alshad Ahmad sebagai pemilik konservasi satwa liar mendapat keraguan publik.
Pasalnya ia mengalami kehilangan menyedihkan karena tujuh ekor harimau yang berasal dari satu indukan sama meninggal dalam pengawasannya.
Netizen menanyakan hal ini setelah beredar kabar bahwa anak harimau yang dilahirkan oleh indukan bernama Jinora seringkali tidak bertahan hidup.
“Jikalau boleh bertanya, dari awal mulai memelihara harimau. Sudah berapa ekor yang mati dibawah pengawasan bro Alshad,” tanya akun @tuantigabelas.
Alshad Ahmad mengakui bahwa tujuh hewan liar peliharaannya telah meninggal dunia di tangannya.
Sejauh ini, tiga kasus kematian harimau yang Alshad awasi lebih dahulu terungkap ke publik.
Kemudian pada 2023, salah satu anak harimau yang Jinora lahirkan meninggal hanya satu hari setelah lahir.
Pada November 2022, anak harimau lainnya meninggal delapan hari setelah lahir. Kedua kasus tersebut menunjukkan adanya luka berlubang pada tubuh anak harimau sehingga menyebabkan infeksi dan bakteri.
Pihak Alshad Ahmad juga telah melakukan proses autopsi terhadap anak harimau yang meninggal untuk mengetahui penyebab kematian mereka.
Hasil autopsi menunjukkan bahwa salah satu penyebab kematian adalah adanya bakteri pada rongga yang seharusnya tidak ada.
Pada tahun 2023, Alshad Ahmad memberikan kabar duka tentang kematian anak harimau bernama Cenora yang juga dilahirkan oleh Jinora.
Kematian tujuh harimau ini menjadi perhatian publik dan menimbulkan pertanyaan tentang kondisi dan pengelolaan konservasi satwa liar oleh Alshad Ahmad.***