
Persaingan Mobil China vs Jepang, Asia Tenggara Pasar Empuknya

Berita Nasional Viral – Persaingan mobil China vs Jepang, pabrikan kendaraan listrik terkemuka China, BYD, membuat terobosan signifikan ke pasar Asia Tenggara.
BYD bertujuan untuk menantang kubu pembuat mobil Jepang pada wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Meskipun menghadapi tantangan dengan pemilihan produk dan layanan purna jual, BYD bertekad untuk membangun kehadiran tangguh dengan memperluas lini produksi lokalnya.
Penekanan perusahaan pada efisiensi bahan bakar dan keterjangkauan telah menarik perhatian konsumen Asia Tenggara.
Pasalnya publik Asia Tenggara sedang memprioritaskan penghematan biaya dalam pilihan kendaraan mereka.
Persaingan Mobil China vs Jepang, BYD Lebih Dahulu Hadir di Pameran Bangkok
Entri Pasar yang Menjanjikan dari BYD memanaskan persaingan mobil China vs Jepang di Asia Tenggara.
Selama Pameran Motor Internasional Bangkok, BYD menarik banyak perhatian pengunjung dengan banyak menunjukkan minat pada kendaraan mereka.
Efisiensi bahan bakar muncul sebagai faktor krusial bagi konsumen Thailand, negara dengan pendapatan rata-rata relatif rendah.
Seorang pembeli yang terkesan dengan potensi penghematan biaya bahan bakar, memilih untuk membeli kendaraan BYD.
Semua itu menyoroti perbedaan biaya yang substansial dibandingkan dengan mobil bertenaga bensin tradisional.
Baca Juga: Link Me WA Setting, Ketahui Cara Atasi Erornya
Meskipun pembuat mobil Jepang seperti Toyota dan Honda mendominasi penjualan pameran otomotif tersebut.
Model ATTO 3 BYD berhasil mengamankan posisi kesembilan dengan sekitar 2.700 pesanan penjualan.
Berkat subsidi pemerintah, ATTO 3, dengan harga 1,2 juta baht, bersaing dengan baik dengan mobil konvensional.
BYD bermaksud memperluas jajaran produknya dengan memperkenalkan dua model lagi, termasuk mobil compact di Thailand dalam waktu dekat.
Perusahaan bertujuan untuk mengamati reaksi pasar dan menyesuaikan penawarannya.
“Dibandingkan dengan di China, jalan kami masih panjang. Kami ingin menambahkan lebih banyak model karena kami melihat bagaimana pasar merespons,” ujar Liu Xueliang yang mengepalai operasi perusahaan.
Baca Juga: Jeno NCT Ambassador Global Pria Pertama Ferragamo
Ekspansi BYD ke pasar Asia Tenggara menghadirkan tantangan signifikan bagi pembuat mobil Jepang yang secara tradisional mendominasi kawasan ini.
Penekanan perusahaan pada efisiensi bahan bakar dan efektivitas biaya telah bergema untuk kalangan konsumen di Asia Tenggara menyebabkan meningkatnya minat pada model EV-nya.
Saat BYD memperluas lini produksinya, memperkenalkan model-model baru, dan mengatasi tantangan terkait layanan purna jual.
Lanskap pasar otomotif Asia Tenggara mungkin akan mengalami perubahan signifikan di tahun-tahun mendatang.
Hanya waktu yang akan mengungkapkan apakah pembuat mobil China dapat mematahkan dominasi lama produsen mobil Jepang di wilayah tersebut.
Fondasi Kuat dan Tujuan Ambisius BYD Tembus Pasar Otomotif Asia Tenggara
Persaingan mobil China vs Jepang bermula dari ambisi BYD sebuah produsen baterai untuk ponsel pada tahun 1995.
BYD memasuki industri otomotif pada tahun 2003 sebagai perusahaan mengalami pertumbuhan yang mengesankan.
Mereka menjual 910.000 EV pada tahun 2022 hampir tiga kali lipat dari tahun sebelumnya.
Rencana ekspansi BYD ke Asia Tenggara berakar pada dominasinya untuk pasar China. Mereka muncul sebagai pemimpin di antara 300 perusahaan EV.
Perusahaan dengan cepat membangun jaringan penjualan pada negara-negara Asia Tenggara melalui kolaborasi dengan mitra lokal.
Sementara kemajuan BYD untuk pasar Asia Tenggara cukup menjanjikan, mereka menghadapi tantangan dalam membangun jaringan layanan purna jual yang kuat untuk pemeriksaan dan perbaikan.
Selain itu, tidak adanya pasar distribusi mobil EV bekas di Thailand dapat menjadi tantangan bagi pertumbuhan jangka panjang.
Namun, BYD tetap yakin dengan pendekatannya, karena perusahaan menawarkan kendaraan baru dengan garansi perbaikan selama delapan tahun.
Sehingga cukup banyak menghilangkan kebutuhan akan pasar sekunder. Namun, komitmen perusahaan untuk memperluas jajaran produknya dan mengamati respons pasar. Secara keseluruhan menunjukkan tekadnya membangun kehadiran kuat pada wilayah tersebut.***