
Penyebab Ringgit Malaysia Jatuh, Tunduk Hadapi Dolar

Berita Viral Hari Ini – Penyebab Ringgit Malaysia jatuh dihadapan keperkasaan Dolar Amerika Serikat.
Ringgit mengalami penurunan nilai yang signifikan karena tidak mampu melawan kekuatan dolar AS.
Ketidakpastian global dan kebijakan moneter ketat dari AS menjadi penyebab utama kekhawatiran pasar.
Mata uang Asia melemah karena kebijakan hawkish dari bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed).
Ketua The Fed, Jerome Powell, baru-baru ini mengindikasikan kemungkinan kenaikan suku bunga acuan.
Pernyataannya juga memberikan sinyal bahwa The Fed berpotensi akan menaikkan suku bunga dua kali sepanjang tahun 2023.
Hal ini berarti dolar AS berpotensi terus menguat ke depan. Dengan suku bunga acuan The Fed tetap bertahan pada tingkat 5,0%-5,25%.
Dalam kondisi ini, ringgit Malaysia perlu menghadapi tantangan oleh dominasi dolar AS dan mempertimbangkan langkah-langkah strategis untuk mengatasi dampaknya.
Penyebab Ringgit Malaysia Jatuh, Mata Uang Terus Melemah
Penjelasan lengkap penyebab ringgit Malaysia jatuh, mata uang negara tersebut, terletak pada tekanan suku bunga AS yang terus meningkat.
Data Refinitiv menunjukkan bahwa ringgit Malaysia melemah sebesar 0,15% menjadi MYR 4,669/US$ pada perdagangan terakhir sebelum libur Hari Raya Idul Adha.
Pelemahan ini tidak terjadi dalam semalam saja, tetapi ringgit Malaysia sudah melemah dalam beberapa bulan terakhir.
Selama bulan Juni, mata uang ini terkoreksi sebesar 1,21% terhadap dolar AS. Bahkan, dalam tiga bulan terakhir, ringgit Malaysia mengalami penurunan sebesar 6,16%.
Baca Juga: Swedia Bakar Al Quran, Indonesia Beri Kecaman Keras
Dalam menghadapi tekanan ini, Bank Sentral Malaysia (Bank Negara Malaysia) diperkirakan akan melakukan intervensi untuk menguatkan ringgit.
Namun, meskipun upaya tersebut dilakukan, mata uang Malaysia belum menunjukkan tanda-tanda penguatan yang signifikan. Sehingga aksi intervensi tersebut masih menjadi tanda tanya.
Tidak terlalu khawatir terhadap depresiasi ringgit, Bank Negara Malaysia menyebabkan investor menjual ringgit sebagai tindakan hukuman.
Selain itu, pelemahan mata uang ini juga disebabkan oleh rebalancing atau penyesuaian investasi dana asing pada aset keuangan Malaysia.
Baca Juga: Jabar Miliki Kawah Meteor Purba, Temuannya Buat Gempar
Bursa Malaysia, misalnya, mengalami penurunan sebesar 0,31% dalam lima hari terakhir menjadi 6,45.
Selain faktor-faktor tersebut, libur Hari Raya Idul Adha dan ketidakpastian menjelang pemilihan umum negara bagian yang akan berlangsung pada Juli juga berdampak.
Tingginya ketidakpastian politik pada negara tersebut memicu kekhawatiran pasar dengan banyak pertanyaan mengenai keberlanjutan koalisi pemerintahan.
Secara keseluruhan, faktor-faktor tersebut telah menyebabkan ringgit Malaysia terus melemah dan menghadapi tekanan yang signifikan.
Bank Negara Malaysia dan pelaku pasar harus tetap waspada terhadap kondisi ini dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi pelemahan mata uang tersebut.
“Ada begitu banyak pertanyaan mengenai keberlangsungan koalisi pemerintah. karena pemilu negara bagian akan segera berlangsung dalam waktu dekat,” ujar Alvin Tan, head of Asia foreign exchange strategy RBC Capital Markets.
Bank Sentral Ambil Peranan Anjloknya Mata Uang
Penyebab ringgit Malaysia jatuh secara signifikan disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah peran Bank Sentral dalam menangani anjloknya mata uang tersebut.
Bank Sentral Malaysia, yang dikenal sebagai Bank Negara Malaysia, memiliki tanggung jawab untuk menjaga stabilitas mata uang negara.
Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap penurunan ringgit Malaysia adalah ketidakpastian politik dan ekonomi dalam dan luar negeri.
Gejolak politik, ketegangan perdagangan global, dan perubahan kebijakan ekonomi negara-negara utama mengganggu pasar keuangan global dan mempengaruhi mata uang Malaysia.
Selain itu, faktor fundamental dalam ekonomi domestik seperti pertumbuhan ekonomi yang melambat, defisit anggaran tinggi. Hingga penurunan harga komoditas ekspor seperti minyak sawit dan karet juga dapat mempengaruhi nilai ringgit Malaysia.
Kondisi ini menciptakan ketidakpastian pasar keuangan dan menyebabkan investor kehilangan kepercayaan terhadap mata uang Malaysia.***