
Pembunuhan Karyawan MRT, Pelaku Sindikat Bukti Rekening

Berita Viral Terbaru – Pembunuhan karyawan MRT menemukan perkembangan terbaru ketika Polisi mengungkap sindikat yang terlibat.
Penyelidikan Ditreskrimum Polda Metro Jaya menemukan adanya keterlibatan sindikat pembobol rekening yang menggunakan modus pemalsuan bukti transfer bank.
Kombes Hengki Haryadi, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya mengungkapkan bahwa sindikat tersebut memiliki ahli terampil dalam mengedit notifikasi e-banking.
Pelaku tersebut beroperasi secara terpisah dari komplotan pembunuh karyawan MRT.
“Kami sedang menyelidiki pemalsuan notifikasi salah satu bank. Dan memahami seberapa sering notifikasi ini digunakan untuk penipuan. Kami akan mempelajari cara-cara agar korban baru tidak muncul dengan modus yang sama,” ungkap Hengki Haryadi.
Penyelidikan ini tidak hanya bertujuan untuk membongkar sindikat pembunuhan.
Tetapi juga untuk menghentikan aksi kejahatan pembobolan rekening yang melibatkan pemalsuan bukti transfer bank.
Upaya ini diharapkan dapat mencegah timbulnya korban baru dengan modus serupa.
Pembunuhan Karyawan MRT, Korban Terima Bukti Transfer
Pengembangan kasus tragis pembunuhan karyawan MRT, fakta baru mengungkapkan bahwa korban menerima bukti transfer palsu sebesar Rp465 juta.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi, mengkonfirmasi temuan bukti digital transaksi tersebut.
“Hal ini terbukti dengan adanya bukti digital bahwa transaksi sebesar Rp465 juta telah masuk ke rekening korban,” tutur Hengki Haryadi.
Terkait peristiwa ini, Hengki Haryadi memberikan imbauan kepada masyarakat yang berencana menjual kendaraan melalui media sosial untuk lebih berhati-hati.
Baca Juga: Mewahnya Istana Montecito, Hunian Rp204 Miliar Meghan Markle
“Transaksi sebaiknya dilakukan di tempat ramai dan melibatkan lebih dari satu orang. Kita harus waspada terhadap notifikasi palsu yang dapat meyakinkan korban bahwa transfer telah berhasil,” tegasnya.
Kasubdit Resmob AKBP Titus Yudho Uly menjelaskan bahwa tersangka mengirimkan bukti transaksi palsu setelah bertemu dengan korban di salah satu unit apartemen Jakarta Selatan.
Pengecekan barang bukti digital mengungkapkan bahwa ada orang lain yang mengirimkan bukti transfer palsu tersebut.
Tepatnya melalui WhatsApp kepada salah satu tersangka hanya saja orang tersebut kini masih dalam pencarian.
Baca Juga: Kecantikan Kate Moss, Bagai Saudara Kembar Dengan Putrinya
Karyawan MRT berinisial DDY (39) tewas akibat dibunuh oleh kawanan penjahat yang hendak membeli mobil korban.
Tiga pelaku, R (29), IS (31), dan JS (48), telah tertangkap, sementara satu pelaku masih dalam daftar buron.
“Pembunuhan ini direncanakan jauh-jauh hari oleh komplotan, awalnya dengan cara membius korban untuk melancarkan pencurian kendaraan,” terang Hengki Haryadi.
Kasus ini memperingatkan pentingnya kehati-hatian dalam transaksi online sebagai langkah pencegahan terhadap aksi kejahatan yang semakin berkembang.
Skema Tragis Berawal dari Iklan Jual Mobil di Media Sosial
Skenario tragis pembunuhan karyawan MRT terjadi lewat peristiwa yang bermula dari iklan penjualan mobil korban di akun Facebook.
Inisial tersangka R (29) menunjukkan minat untuk membeli kendaraan tersebut. Kemudian mengundang korban ke sebuah apartemen di Jakarta Selatan pada 9 November 2023.
“Hari itu, pukul 20.00, korban tiba di salah satu apartemen sesuai undangan. Sesuai rencana, korban kemudian dibawa ke unit apartemen di Jakarta Selatan,” jelas Hengki Haryadi.
Tersangka berupaya untuk membius korban dengan obat namun gagal sehingga mereka merubah skenario.
Yakni dengan memanipulasi bukti transaksi palsu, para pelaku mencoba meyakinkan korban bahwa uang telah disetor ke rekeningnya.
“Korban merasa curiga dan memeriksa rekening melalui m-banking. Namun tidak menemukan dana masuk. Saat mencoba membatalkan transaksi tersangka merancang rencana mengerikan,” lanjutnya.
Korban yang berencana menghentikan transaksi lantas diarahkan untuk menunggu dalam mobil sambil menunggu konfirmasi transfer.
Barulah pada gerbang tol Tebet, Jakarta Selatan, pembunuhan sadis terjadi.
Jenazah korban lantas dibuang ke Kanal Banjir Timur (KBT) sementara mobilnya akan para tersangka jual di Cikarang.
Penyelidikan intensif oleh kepolisian membuahkan hasil dalam waktu 1×24 jam setelah kejadian.
Tiga tersangka berhasil tertangkap, sedangkan satu pelaku masih dalam daftar pencarian.
Motif kejahatan ini ternyata terkait masalah ekonomi dengan salah satu pelaku, R (29), terlilit utang sebesar Rp3 miliar.***