
Papua Tengah Darurat Pangan, Kelaparan Melanda Penduduk

Berita Viral Nasional – Provinsi Papua Tengah darurat pangan yang serius akibat kekeringan yang menyebabkan gagal panen dan kelangkaan pasokan makanan di Kabupaten Puncak.
Kondisi sulit ini terjadi terutama pada Distrik Agandugume dan Lambewi yang mengalami kejadian berulang menyebabkan enam orang meninggal dunia.
Meskipun begitu, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menegaskan bahwa penyebab kematian korban bukan karena kelaparan melainkan diare dan cuaca ekstrem.
“Tetapi karena diare dan karena cuaca,” papar Ma’ruf Amin Rabu, 2 Agustus 2023.
Pemerintah telah mengambil langkah cepat dengan memperpanjang masa tanggap darurat bencana selama dua minggu untuk mengatasi krisis tersebut.
Bantuan pertama telah diberikan sebagai langkah responsif dalam membantu warga yang terdampak.
Namun, pemerintah tetap berkomitmen untuk terus mengevaluasi situasi dan memberikan bantuan lebih lanjut jika diperlukan.
“Mengenai bantuan pertama sekarang ada tanggap masa darurat yang ditetapkan satu minggu. Kami sepakat ini akan ditambah menjadi dua minggu. Itu yang pertama nanti kami evaluasi lagi,” imbuhnya.
Papua Tengah Darurat Pangan, Bangun Lumbung Sumber Makanan
Krisis yang terjadi sebabkan Provinsi Papua Tengah darurat panhan menjadi perhatian serius pemerintah.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy beserta tim telah mengunjungi daerah terdampak bencana kekeringan.
“Alhamdulillah, kemarin setelah tertunda karena cuaca. Pada hari ini tadi saya dengan Bapak Kepala BNPB bisa berkunjung langsung ke daerah sasaran,” terang Muhadjir Effendi di Bandara Mozes Kilangin Kamis, 3 Agustus 2023.
Muhadjir mengatakan bahwa pihaknya tiba di daerah sasaran setelah tertunda karena kondisi cuaca yang ekstrem.
Dalam kunjungannya, Muhadjir didampingi oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto.
Termasuk Panglima Komando Daerah Militer Cendrawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan. Serta Bupati Kabupaten Puncak, Wilem Wandik.
Baca Juga: Eks Sopir Atta Halilintar Akui Dizalimi, Fakta Atau Fitnah?!
Muhadjir menyampaikan bantuan secara langsung kepada kepala distrik terdampak dari Distrik Agandugume, Lambewi, dan Oneri di Kabupaten Puncak.
Ia juga meminta kerjasama dari semua pihak untuk menjaga keamanan wilayah tersebut.
Agar penyaluran bantuan logistik dapat berjalan lancar sesuai dengan musim kekeringan dan embun beku yang melanda daerah tersebut.
Selain memberikan bantuan dalam situasi darurat, pemerintah juga berencana untuk membangun lumbung pangan di wilayah Distrik Agandugume.
Hal ini merupakan bentuk perhatian lebih dalam upaya pembangunan infrastruktur pada kawasan pedalaman Papua Tengah.
Baca Juga: Sikap Kasar Bek Asing PSM, Seret Striker Persik Keluar
Muhadjir menyatakan bahwa bantuan logistik akan terus disuplai untuk membantu penduduk yang terdampak hingga mereka benar-benar pulih dari situasi yang sulit ini.
“Bantuan logistik akan kita terus suplai sampai betul-betul mereka lepas dari kondisi yang tidak baik ini. Dan tahun depan mudah-mudahan bisa kita tangani lebih baik lagi,” lanjutnya.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat memberikan solusi jangka panjang dalam mengatasi krisis pangan Papua Tengah.
Sesalkan Kembali Terjadinya Masalah Kelaparan
Masalah yang melanda Provinsi Papua Tengah darurat pangan kembali menjadi perhatian serius.
Pengamat pertanian dari Universitas Papua, Dr. Mulyadi, menyoroti bahwa pemerintah perlu mengantisipasi secara lebih dini.
Yakni permasalahan kelaparan yang terjadi berulang kali, terutama daerah-daerah rawan kekeringan seperti pegunungan Papua Tengah.
“Pemerintah itu selalu ujungnya yang diatasi. Artinya kelaparannya, peristiwanya. Kalau terjadi misalnya ada kematian, baru kita melakukan usaha mengatasi kematian atau musibah itu,” ujar Mulyadi pada Selasa, 1 Agustus 2023.
Mulyadi menegaskan bahwa mengirimkan bantuan pangan saja tidak cukup untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Menurutnya, pemerintah harus mencari solusi bersifat jangka panjang. Seperti melakukan riset dan mengembangkan inovasi bidang pertanian untuk memberdayakan petani daerah Papua.
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Theofransus Litaay, mengungkapkan bahwa pemerintah telah mengirimkan bantuan lebih dari 10 ton.
Cuaca ekstrem dan kekeringan menjadi penyebab utama kegagalan panen dan kelangkaan pangan daerah tersebut.
Plt. Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, menyatakan bahwa cuaca ekstrem sulit terantisipasi dalam jangka panjang.
Sehingga perlu dipertimbangkan ketersediaan pangan untuk mengatasi masalah kelaparan Papua Tengah.***