
Pabrik Nikel Terbesar Dunia Sekaligus Pertama Milik Indonesia

Berita Nasional Terbaru – Pabrik nikel sulfat terbesar dunia dan pertama di Indonesia telah resmi beroperasi dari Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara.
Pabrik ini akan menjadi yang terbesar dalam kapasitas produksi dengan rencana ekspor perdana nikel sulfat pada bulan Juni 2023.
Nikel sulfat adalah bahan penting dalam pembuatan prekursor katoda untuk baterai kendaraan listrik. Operasi produksi pabrik ini memiliki kapasitas sebesar 240 ribu ton per tahun.
PT Halmahera Persada Lygend (PT HPL) merupakan afiliasi dari PT Trimegah Bangun Persada Tbk.
NCKL bertanggung jawab atas pabrik nikel sulfat dengan adanya pabrik ini, Indonesia memiliki peran penting dalam pasokan bahan baku untuk industri baterai kendaraan listrik secara global.
Pabrik Nikel Terbesar Dunia, Gasilkan Bahan Baku Kendaraan Listrik
Pabrik nikel terbesar dunia yang juga menjadi yang pertama milik Indonesia, telah diresmikan di Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara. Direktur PT.
Direktur PT. Halmahera Persada Lygend, Tonny H. Gultom menjelaskan bahwa pabrik ini merupakan hasil kolaborasi antara Harita Nickel melalui PT HPL dan Lygend Resources Technology Co., Ltd.
Bertujuan menghasilkan Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik.
Lebih lanjut Tonny mengungkapkan bahwa perusahaan akan terus melakukan peningkatan kapasitas produksi nikel sulfat.
Hingga mencapai 240.000 metrik ton per tahun dengan kandungan nikel metal sebesar 54.000 ton per tahun.
Target ini memiliki tanggal tercapai yakni pertengahan kuartal kedua tahun 2023.
“Dalam hal kapasitas produksi NiSO4, Perseroan akan terus melakukan penyempurnaan dan meningkatkan kapasitasnya hingga mencapai 240.000 metrik ton/tahun dengan kandungan nikel metal 54.000 ton/tahun. Ditargetkan tercapai pada pertengahan Q2 tahun 2023,” terang Tonny.
Baca Juga: Britney Spears Lepaskan Putranya, Kevin Federline Pindah ke Hawaii
Pulau Obi yang kaya akan mineral menjadi tempat ideal untuk membangun industri pertambangan terintegrasi dari hulu hingga ke hilir.
Sejak tahun 2010, Harita Nickel telah berupaya menjalankan amanat pemerintah mengenai semangat hilirisasi.
Pada tahun 2015, perusahaan telah melakukan hilirisasi dengan mengolah nikel kadar tinggi saprolit melalui PT Megah Surya Pertiwi dengan 4 jalur produksi feronikel.
Kemudian tahun 2018, mereka mulai membangun hilirisasi pengolahan nikel kadar rendah limonit.
Sebelumnya justru dianggap sebagai batuan sisa (over-burden) berubah menjadi Mixed Hydroxide Precipitate.
Hirilasi Terintegrasi Jadikan Indonesia Pemain Utama
Industri hilirisasi ini resmi beroperasi pada Juni 2021 melalui afiliasi PT Halmahera Persada Lygend.
“Tahun 2018 kami mulai membangun hilirisasi pengolahan nikel kadar rendah limonit yang selama ini diperlakukan sebagai over-burden Mixed Hydroide Precipitate,” lanjut Tonny H. Gultom.
Selain itu, anak perusahaan Harita Nickel lainnya, yaitu PT Halmahera Jaya Feronikel (PT HJF) telah menyelesaikan pembangunan smelter feronikel. Dengan 8 jalur produksi pada semester pertama tahun 2023.
Adanya pabrik nikel terbesar, Indonesia akan menjadi pemain utama dalam pasokan bahan baku untuk industri baterai kendaraan listrik secara global.
Baca Juga: SM Entertainment Terguncang, Anjlok Sumber Uang Hengkang
Semangat hilirisasi menjadi pijakan utama dalam pencapaian baru yang luar biasa bagi Harita Nickel.
Dalam kerja sama yang erat dengan Lygend Resources Technology Co., Ltd, perusahaan berhasil memproduksi nikel sulfat sebagai langkah strategis mengembangkan industri di Indonesia.
Septian Hario Seto, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves. Mengakui prestasi bersejarah yang dicapai oleh Harita Nickel.
Peresmian pabrik HPAL dua tahun lalu menjadi tonggak penting, dan pabrik nikel sulfat menjadi langkah lanjutan menghasilkan produk turunan nikel sebagai prekursor baterai listrik.
“Kita mengulang sejarah 2 tahun lalu bersama Menko Marves meresmikan pabrik HPAL pertama. Ini sesuatu yang membanggakan. hari ini kita akan meresmikan nikel sulfat yang merupakan produk turunan dari nikel yang nanti dapat diolah menjadi prekursor,” ujar Septian Hario Seto.***