
Mata Uang Terendah Dunia, Indonesia Termasuk Salah Satunya

Berita Viral Hari Ini – Indikator dari mata uang terendah dunia dapat mencakup beberapa faktor. Seperti inflasi tinggi dengan kecenderungan memiliki daya beli rendah dan nilai tukar melemah.
Kondisi ekonomi suatu negara seperti pertumbuhan ekonomi yang rendah, defisit anggaran tinggi, atau utang besar, cenderung memiliki mata uang terdepresiasi.
Ketidakstabilan politik, konflik, atau ketegangan dalam suatu negara dapat mempengaruhi nilai mata uangnya.
Kebijakan moneter yang tidak efektif atau tidak konsisten dari bank sentral suatu negara dapat menyebabkan pelemahan mata uang.
Jika permintaan terhadap mata uang suatu negara rendah sedangkan penawarannya tinggi maka nilai mata uang tersebut cenderung menurun.
Negara-negara yang sangat bergantung pada ekspor komoditas seperti minyak, gas, atau logam biasanya memiliki mata uang dipengaruhi oleh fluktuasi harga komoditas tersebut.
Tingkat suku bunga rendah atau tidak menarik dapat membuat mata uang suatu negara kurang investor asing minati sehingga menyebabkan pelemahan nilai mata uang.
Perlu dicatat bahwa faktor-faktor ini dapat saling berhubungan dan kompleks. Selain itu nilai mata uang suatu negara dapat berubah-ubah seiring dengan perubahan kondisi ekonomi dan geopolitik.
Mata Uang Terendah Dunia, Rupiah Tempati Posisi Kelima dari 10 Negara
Pada tahun 2023, Indonesia menduduki posisi sebagai salah satu dari lima mata uang terendah dunia dengan nilai tukar 1 USD setara dengan Rp 15.030.
Posisi ini disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS.
Salah satu penyebab utama adalah inflasi tinggi menyebabkan daya beli Rupiah menurun sehingga nilai tukarnya melemah terhadap mata uang lain.
Peningkatan harga barang dan jasa secara berkelanjutan membuat Rupiah memiliki nilai lebih rendah dalam hal daya beli.
Baca Juga: Syahnaz Sadiqah Diduga Hamil, Jeje Govinda Tunda Ceraikan Istri
Selain itu, defisit neraca perdagangan juga menjadi faktor penting. Jika ekspor suatu negara kurang dari impornya, permintaan terhadap mata uang negara tersebut akan menurun.
Indonesia menghadapi defisit perdagangan yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir secara otomatis berkontribusi pada pelemahan nilai Rupiah.
Ketidakstabilan ekonomi dan politik juga berpengaruh, pasalnya investor cenderung enggan untuk berinvestasi di negara dengan tingkat ketidakstabilan tinggi.
Ketidakpastian politik dan ekonomi Indonesia menyebabkan investor memandang Rupiah sebagai mata uang yang berisiko, sehingga permintaan terhadapnya menurun.
Baca Juga: Lee Junho 2PM Kencani Yoona SNSD, Kompak Menyangkal Rumor!
Selain itu, tingkat suku bunga rendah di Indonesia juga mempengaruhi nilai tukar Rupiah. Suku bunga rendah mengurangi daya tarik bagi investor asing untuk menanamkan modalnya.
Sehingga mereka cenderung menjual Rupiah dan mengalihkan investasi ke mata uang yang suku bunganya lebih tinggi.
Semua faktor ini berdampak secara bersama-sama pada pelemahan nilai Rupiah terhadap Dolar AS. Menyebabkan Indonesia berada dalam posisi salah satu mata uang terendah dunia.
Perbaikan kondisi ekonomi, stabilitas politik, dan kebijakan moneter yang tepat dapat membantu memperkuat nilai tukar Rupiah.
Sekaligus meningkatkan kepercayaan terhadap mata uang Indonesia di pasar internasional.
Negara-negara Lain yang Situasi Keuangannya Tidak Lebih Baik
Mata uang terendah dunia tidak hanya dimiliki oleh Indonesia, tetapi juga beberapa negara lain yang menghadapi situasi keuangan sulit.
Iran dengan 1 Rial hanya setara dengan 0,000024 USD. Kemudian Vietnam dengan mata uangnya, Dong, yakni 1 Dong bernilai 0,000043 USD.
Sierra Leone juga menghadapi tantangan keuangan dengan nilai 1 Leone setara dengan 0,000051 USD.
Laos berada dalam daftar ini dengan nilai 1 Kip hanya setara dengan 0,000057 USD. Selanjutnya, Lebanon memiliki Pound Lebanon yang bernilai 0,000067 USD.
Uzbekistan dengan mata uang Som setara dengan 0,000088 USD juga menghadapi situasi keuangan yang sulit.
Guinea dengan mata uang Franc-nya bernilai 0,000120 USD. Paraguay memiliki mata uang Guarani dengan nilai 1 Guarani setara dengan 0,000140 USD.
Terakhir, Uganda memiliki Shilling yang bernilai 0,000270 USD.
Meskipun situasi keuangan negara-negara ini tidak lebih baik, penting untuk memahami bahwa nilai mata uang bukan merupakan satu-satunya faktor yang menggambarkan kesejahteraan ekonomi.
Ada banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi situasi keuangan seperti inflasi, defisit perdagangan, ketidakstabilan politik, dan lainnya.***