
Marketplace Guru Ala Nadiem Makarim, Kurangi Honorer

Berita Nasional Viral – Mendikbudristek keluarkan marketplace Guru Ala Nadiem Makarim sebagai gagasan inovatif untuk menyelesaikan permasalahan yang telah lama melanda guru honorer.
Dalam Rapat Kerja dengan Pemerintah dan Komisi X DPR RI, Nadiem Makarim mengungkapkan tiga pilar solusi yang telah dibahas oleh empat kementerian.
Salah satu pilar utama diusulkan adalah Marketplace Guru dengan konsep menciptakan platform online mempertemukan guru honorer dengan sekolah yang membutuhkan tenaga pengajar.
Melalui marketplace ini, guru honorer dapat memperoleh akses lebih luas untuk menawarkan jasa pengajarannya kepada sekolah-sekolah yang membutuhkan.
Hal ini memberikan kesempatan bagi guru honorer untuk mendapatkan penghasilan lebih stabil dan adil.
Dua pilar lainnya adalah Perekrutan oleh Sekolah dan Penempatan pada Formasi Kurang Peminat.
Dalam konsep Perekrutan oleh Sekolah, sekolah diberikan kewenangan untuk merekrut guru honorer secara langsung sesuai dengan kebutuhan mereka.
Sedangkan Penempatan pada Formasi Kurang Peminat akan memungkinkan guru honorer ditempatkan pada formasi yang kurang diminati di daerah tertentu.
Marketplace Guru Ala Nadiem Makarim, Sekolah Tinggal Pilih
Mendikbudristek mengungkapkan marketplace guru ala Nadiem Makarim mengungkapkan konsep revolusioner yang memberikan solusi cepat dan fleksibel.
Dalam sistem ini, semua sekolah di Indonesia dapat mengakses database guru yang terdaftar dan mengundang mereka untuk mengajar di sekolah tertentu.
Marketplace Guru membuka peluang bagi dua kelompok utama, yaitu guru honorer yang telah mengikuti seleksi menjadi calon guru ASN dan lulusan PPG Prajabatan.
Semua guru terdaftar di marketplace ini memiliki kualifikasi dan hak untuk mengajar pada sekolah-sekolah seluruh Indonesia.
“Siapa saja yang masuk dalam marketplace ini? Yang pertama, guru-guru honorer sudah masuk seleksi untuk mengikuti calon guru ASN. Kedua adalah lulusan PPG Prajabatan. Semua guru masuk ke marketplace ini sudah berhak mengajar di sekolah-sekolah,” ujar Nadiem dalam Raker bersama Komisi X DPR RI.
Baca Juga: Halle Bailey The Little Mermaid, Multitalenta Penuh Kontroversi
“Jadi calon guru bisa melakukan rekrutmen secara fleksibel, tanpa harus menunggu rekrutan secara terpusat, jadi ini real time,” lanjutnya.
Sistem ini memberikan fleksibilitas dalam rekrutmen, sehingga tidak perlu menunggu proses rekrutmen terpusat yang memakan waktu lama.
Marketplace Guru memungkinkan rekrutmen guru secara real-time, sehingga kebutuhan guru pada suatu daerah dapat segera terpenuhi tanpa harus menunggu pembukaan formasi resmi.
Pilar kedua dari solusi ini adalah Perekrutan oleh Sekolah, dengan sekolah memiliki kewenangan untuk merekrut guru ASN PPPK sesuai dengan formasi yang tersedia.
Dengan merekrut melalui platform ini, guru tersebut secara otomatis akan diangkat sebagai ASN PPPK.
Selain memberikan fleksibilitas dalam rekrutmen, pilar kedua juga berkewenangan kepada sekolah dalam mengelola anggaran gaji dan tunjangan guru ASN.
Pembayaran kepada guru ASN akan menggunakan sistem pembelanjaan sekolah, yang sebelumnya diurus oleh Pemerintah Daerah.
Merujuk pada solusi inovatif ini, diharapkan permasalahan guru honorer dapat teratasi dengan lebih efektif dan efisien.
Kritik Himmatul Aliyah Atas Penyebutan Frontal Usulan Mendikbudristek
Pilar ketiga dari gagasan Mendikbudristek Nadiem Makarim adalah Penempatan pada Formasi Kurang Peminat.
Dalam sistem ini, pemerintah pusat dan daerah akan memberikan beasiswa PPG Prajabatan dengan ikatan dinas kepada mahasiswa yang berminat.
Tujuan dari program ini adalah untuk menarik minat calon guru agar bersedia mengajar di formasi yang kurang diminati.
Para mahasiswa PPG Prajabatan yang telah menyelesaikan beasiswa ikatan dinas akan ditempatkan di formasi kurang peminat minimal selama tiga tahun.
Selain itu, pemerintah juga menjanjikan tambahan insentif bagi guru-guru di daerah khusus.
Gagasan-gagasan baru dari Mendikbudristek Nadiem Makarim ini mendapat beragam respons dari anggota Komisi X DPR RI.
Salah satu anggota, Himmatul Aliyah dari Fraksi Gerindra, menyoroti pentingnya peta pendidikan yang harus disediakan oleh Kemendikbudristek.
Menurutnya, dengan adanya peta pendidikan, langkah-langkah ke depan dapat dijalankan dengan lebih mudah dan terarah.
Baca Juga: Benjo Teamlo Meninggal Dunia, Musik Indonesia Berduka
“Roadmap perekrutan itu sampai mana? Dan sejak awal kita dari Komisi X sudah meminta bahwa harus ada roadmap atau peta jalan pendidikan, yang sampai hari ini apa kabar? Kemudian mengenai akrobat satu tahun ini, seharusnya kan sudah. Jangan ada lagi akrobat-akrobat ini itu, kalau emang peta jalannya sudah jelas, arahnya mau kemana itu pasti enak menjalankannya,” ujar Himmatul Aliyah.
Himmatul Aliyah menekankan pentingnya memiliki roadmap atau peta jalan pendidikan jelas.
Menurutnya, pemerintah seharusnya lebih fokus menangani permasalahan dengan menggunakan roadmap yang telah dibuat sebelumnya.
Anggota DPR tersebut juga mengkritik penamaan Marketplace Guru yang dianggap terlalu kasar. Terutama untuk memberikan nama kepada guru memiliki profesi mulia.
Himmatul berharap agar Nadiem lebih memperhatikan penamaan tersebut pada masa mendatang.