
Korban Kekejian Hamas, Remaja Autis Tewas Mengenaskan

Berita Viral Hari Ini – Korban kekejian Hamas kali ini menimpa seorang remaja autis berusia 12 tahun yang merupakan penggemar Harry Potter.
Sisa-sisa tubuhnya ditemukan dalam kondisi terbakar setelah alami penculikan dari rumahnya oleh anggota teroris Hamas.
Jenazah Noya Dan bersama neneknya yang berusia 80 tahun Carmela ditemukan dekat perbatasan Israel-Gaza oleh tim pencarian dan penyelamatan.
Rumah kibbutz tempat Noya dan Carmela tinggal terbakar habis lantaran teroris Hamas membakarnya dalam pembantaian mengerikan.
Masih belum jelas apakah keduanya meninggal akibat luka-luka yang diderita saat mereka dievakuasi dari rumah yang terbakar di Nir Oz, dekat perbatasan Gaza. Atau karena penyiksaan lebih lanjut setelah penculikan.
Korban Kekejian Hamas, Noya Dan Sempat Kirim Pesan Ketakutan
Noya Dan korban kekejian Hamas terakhir kali berbicara dengan ibunya, Galit saat serangan teroris sedang berlangsung
“Bu, saya takut. Ada orang di rumah. Tolong aku,” Bunyi pesan terakhir Noya Dan kepada sang ibu.
Setelah itu, Galit terus berdoa dan berharap pasangan yang rentan itu masih hidup serta segera selamat dari cobaan berat yang mereka alami.
Kementerian Luar Negeri Israel akhirnya mengumumkan penemuan jenazah Noya dan Carmela.
Hal ini menyedihkan bagi keluarga, mereka berterima kasih kepada semua yang telah membantu membagikan kisah ini untuk membantu membawa korban pulang.
Baca Juga: Neymar Junior Pecah ACL, Pemain Tangguh Serapuh Kaca
“Kami sangat terpukul mengumumkan bahwa jenazah Noya dan neneknya Carmela ditemukan kemarin. Terima kasih kepada Anda semua yang membagikan kisahnya untuk membantu kami membawanya pulang. Hati kami hancur,” ujar Galit.
J.K. Rowling, penulis terkenal dari seri Harry Potter, juga ikut merasakan duka atas tragedi ini.
Ia membagikan foto Noya yang mengenakan kostum penyihir dan memegang tongkat sihir. Serta salinan salah satu bukunya dalam bahasa Ibrani.
Rowling mengecam tindakan menculik anak-anak sebagai tindakan yang tercela dan tidak dapat dibenarkan.
Ia juga menggambarkan Noya sebagai seorang penggemar berat Harry Potter yang sensitif, baik hati, dan lucu.
Baca Juga: SIUU Cristiano Ronaldo Bersama Putranya Kolaborasi Terbaik
“Menculik anak-anak adalah tindakan yang tercela dan tidak dapat dibenarkan. Untuk alasan yang jelas, gambar ini sangat menyentuh hati saya. Semoga Noya dan semua sandera yang diculik oleh Hamas segera kembali ke keluarga mereka dengan selamat,” ungkap J.K. Rowling penulis Harry Potter.
Noya Dan Menginap Bersama Carmela untuk Mendampingi Neneknya yang Demensia
Galit, ibu Noya korban kekejian Hamas, mengungkapkan ia memutuskan unuk mengirim Noya untuk menginap bersama Carmela.
Lantaran sang nenek menderita demensia dan masalah jantung tepatnya beberapa jam sebelum serangan teroris Hamas terjadi.
Kedua keluarga ini berlindung di ruang panik berbenteng yang berjarak lima mil dari perbatasan Gaza. Ketakutan akan serangan senjata yang terus berlanjut di sekitar mereka.
Setelah berjam-jam berkomunikasi dalam kegelapan selama serangan, Noya mengirimkan pesan terakhir penuh emosi kepada keluarganya.
Galit menggambarkan putrinya yang cerdas sebagai seorang anak dengan autisme. Ia mengungkapkan kesedihannya ketika bagaimana putrinya harus mengatasi cobaan penculikan yang mengerikan ini.
Gadis kecil yang diculik tersebut sebelumnya merasa terganggu oleh kebisingan akibat ledakan dan tembakan.
Bahkan, ia pulang lebih awal dari konser pop yang berisik karena merasa tertekan.
“Kami tidak mendengar kabar apa pun dari mereka sejak itu dan mayat mereka tidak ditemukan di antara korban tewas. Jadi kami yakin mereka telah diambil. Saya menjalani mimpi buruk setiap orang tua. Setiap orang tua di dunia akan merasakan penderitaan kami,” papar Galit.
Ayah tiri Noya, Inon Ilan, menjelaskan betapa manis, lucu, dan pintarnya putri sambungnya tersebut.
Inon Ilan juga menunjukkan bahwa Noya sangat sensitif karena autisme yang dialaminya.
Keluarga ini merasa sangat tidak berdaya dalam situasi yang penuh ketakutan. Mereka bertanya-tanya mengapa tindakan keji seperti ini bisa terjadi pada orang-orang yang tidak bersalah dan rentan.
“Sungguh menyedihkan mendengar pesan suara terakhirnya yang meminta bantuan. Ketika kami sangat tidak berdaya dan dikelilingi oleh orang-orang yang mencoba membunuh kami. Apa yang ingin mereka capai dengan melakukan hal ini. Terhadap orang-orang yang tidak bersalah dan tidak berdaya?” pungkas Inon Ilan.***