
Konflik Erik Ten Hag, Mulai Cristiano Ronaldo Hingga Sancho

Berita Olahraga Terbaru – Konflik Erik ten Hag semakin panas sebagai manajer Manchester United terutama setelah kepergian Cristiano Ronaldo pada bulan November lalu.
Ronaldo meninggalkan klub dengan persetujuan bersama setelah mengeluarkan kritik tajam terhadap manajer Ten Hag dan pemilik klub, The Glazers lewat wawancara Piers Morgan.
Tidak hanya itu, kabar terbaru menunjukkan bahwa skuad Manchester United mulai meragukan kemampuan Ten Hag dan merasa tidak nyaman dengan perlakuannya terhadap pemain.
Alan Brazil, mantan striker Manchester United dan Tottenham mendapatkan informasi dari sumber terpercaya. Sumber itu menyatakan bahwa para pemain merasa bahwa manajer mereka tidak lagi efektif.
Meskipun pernyataan tersebut harus diambil dengan hati-hati, ini mencerminkan kerumitan yang mungkin sedang terjadi dalam ruang ganti Manchester United.
“Saya mendengarnya, harus berhati-hati dengan apa yang Anda laporkan. Ini hanya apa saya dengar dari seorang pemain United memberi tahu seseorang yang saya kenal dengan baik. Ia mengatakan para pemain tidak memiliki manajer,” ujar Alan Brazil.
Konflik ini menyoroti tantangan Manchester United dan manajer menjaga harmoni dalam tim mereka.
Semua mata kini tertuju pada bagaimana klub akan mengatasi masalah ini dan memulihkan stabilitas mereka.
Konflik Erik Ten Hag, Manchester United Muak Lihat Cara Pelatih
Kelanjutan konflik Erik ten Hag pelatih Manchester Unitedsemakin menjadi sorotan terutama setelah insiden pemain bintang Cristiano Ronaldo pada musim 2022-2023.
Keputusan Ten Hag mengeluarkan Ronaldo dari starting lineup telah memicu ketidakpuasan dalam tim sekaligus menciptakan situasi yang semakin memanas.
Kritik keras Cristiano Ronaldo terhadap Ten Hag dan klub dalam sebuah wawancara dengan Piers Morgan semakin memperparah situasi.
Ronaldo pun akhirnya meninggalkan Manchester United pada akhir November 2022 menciptakan perpisahan memprihatinkan. Sekarang, giliran Jadon Sancho yang terlibat dalam konflik dengan Ten Hag.
Baca Juga: Aliran Dana Korupsi Mentan, Mulai Gaya Hidup Hingga Partai
Ten Hag telah memutuskan untuk membekukan pemain sayap Inggris dari skuad musim ini setelah Sancho secara terbuka mengkritik pelatihnya melalui media sosial.
Konflik terjadi pasca kekalahan 1-3 dari Arsenal ketika Sancho tidak mendapatkan kesempatan bermain.
Ketidakpuasan dalam tim semakin berkembang, terutama karena pemain merasa Ten Hag telah memperlakukan Ronaldo dengan tidak adil. Bahkan Sancho menjadi korban dari ketegangan dalam ruang ganti.
“Mereka tidak menerima dia sama sekali. Secara keseluruhan, tim muak dengan cara Erik ten Hag memperlakukan Ronaldo. Mereka mengatakan Sancho adalah pria hebat yang selalu bekerja keras,” tutur Alan Brazil.
Baca Juga: Erick Thohir Gantikan Kuasa Luhut, Presiden Tunjuk Sementara
“Saya tidak tahu apakah itu bocoran, tapi tahu opini jadi mengenal pemain saya. Semua orang bisa memberikan saran. Kami setuju dengan itu,” lanjutnya
Situasi ini menempatkan tekanan lebih besar pada Erik Ten Hag yang sebelumnya sukses membawa Manchester United finis posisi ketiga dalam klasemen Liga Inggris musim lalu.
Musim yang baru Manchester United justru mengalami enam kekalahan dari 11 pertandingan pembukaan seluruh kompetisi. Posisi terakhir mereka berada di peringkat kesepuluh dalam Liga Inggris.
Pelatih Belanda Terancam Ditendang dari Klub Asuhannya
Selain konflik Erik ten Hag, situasinya sebagai pelatih Manchester United semakin tidak menentu.
Meskipun tekanan atasnya sedikit mereda setelah kemenangan 2-1 atas Brentford banyak yang merasa bahwa kursi manajer berusia 53 tahun tersebut masih dalam ancaman.
Menurut informasi dari sumber terpercaya dalam dunia transfer, Ben Jacobs, kondisi Ten Hag tetap sangat rentan di Old Trafford.
“Situasi pekerjaan Ten Hag tak jauh berbeda dengan manajer sepak bola pada umumnya ketika hasil tim tidak sesuai dengan harapan Manchester United,” tutur Ben Jacobs.
Ben Jacobs menegaskan bahwa meskipun Ten Hag mendapat dukungan sementara, namun perubahan bisa terjadi dengan cepat pada klub tersebut.
“Jika Manchester United gagal memperbaiki posisinya di Liga Inggris dan tidak lolos dari grup Liga Champions. Manajer mana pun termasuk Ten Hag bisa terancam terpecat. Klub ini tetap memegang budaya yang sama yakni setiap manajer setelah Alex Ferguson selalu berada di bawah tekanan,” imbuhnya.
Situasi Manchester United memperlihatkan bahwa performa buruk bisa berdampak serius. Klub ini mengharapkan hasil yang lebih baik.
Dalam dunia sepak bola, konsistensi dan hasil positif adalah kunci yang Ten Hag sadari bahwa klub sebesar Manchester United tidak ada jaminan terhadap pekerjaannya.***