
Kim Jong-un Ekspor Senjata, Sinyal Penuhi Kebutuhan Perang

Berita Viral Terbaru – Dugaan Kim Jong-un ekspor senjata setelah pemimpin Korea Utara itu dilaporkan mengunjungi beberapa pabrik senjata utama dalam kunjungan lapangan.
Tujuannya kemungkinan adalah merespons rencana latihan militer yang akan diadakan oleh Korea Selatan dan Amerika Serikat. Serta memberikan isyarat terkait niatnya untuk mengekspor senjata.
Selama rentang waktu Kamis hingga Sabtu pekan lalu, Kim Jong-un melakukan inspeksi di beberapa pabrik senjata penting.
Termasuk pabrik pembuatan peluru untuk peluncur roket kaliber besar dan mesin yang terkait dengan rudal jelajah strategis.
Kunjungan lapangan ini menarik perhatian, terutama setelah pengumuman rencana latihan militer tahunan antara Korea Selatan dan Amerika Serikat yang akan berlangsung akhir bulan ini.
Tindakan Kim Jong-un memiliki implikasi penting terhadap stabilitas regional dan isu keamanan di Semenanjung Korea.
Selain itu, kunjungan ini juga dapat diartikan sebagai isyarat bahwa Korea Utara memiliki niat untuk memperluas ekspor senjata.
Kim Jong-un Ekspor Senjata Ke Rusia untuk Atasi Perang Ukraina
Dugaan Kim Jong-un ekspor senjata akibat kunjungannya ke pabrik memunculkan spekulasi bahwa negara tersebut sedang berupaya untuk memasik Rusia. Yakni dalam rangka membantu perang antara Rusia dan Ukraina.
Juru bicara Kementerian Unifikasi Korea Selatan, Koo Byoung-sam, menyatakan bahwa kunjungan ini memiliki tujuan yang beragam.
Termasuk memamerkan kemampuan pertahanan negara, merespons latihan militer gabungan antara Korea Selatan dan Amerika Serikat, serta niat untuk ekspor senjata.
“Inspeksi Kim kali ini bertujuan banyak. Mulai dari memamerkan pencapaian negara itu dalam sektor pertahanan. Merespons latihan militer gabungan Seoul-Washington dan upaya mengekspor senjata,” ujar Koo Byoung-sam, juru bicara kementerian dalam jumpa pers.
Baca Juga: Sengkarut Jambore Korsel, Jokowi Instrusikan Pantau Kontingen
Koo juga menyoroti bahwa upaya pengembangan senjata nuklir dan rudal balistik antarbenua (ICBM) oleh Korea Utara memiliki dampak negatif terhadap rakyatnya.
Kim Jong-un dalam kunjungannya kali ini bahkan mengungkapkan istilah kerja ekonomi pertahanan nasional yang belum pernah digunakan sebelumnya.
Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah Korea Utara sedang berusaha memperoleh pendapatan dan memajukan ekonomi melalui industri pertahanannya.
Namun, para pakar mengkhawatirkan bahwa langkah ini dapat melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang program senjata nuklir dan aktivitas senjata oleh Korea Utara.
Selain itu, Kim Jong-un tampaknya tengah memperkuat kerjasama militer dengan Rusia dan China.
Ia berkomunikasi dengan Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, serta terlibat dalam pameran senjata dan peluncuran rudal.
Baca Juga: UMKM Keluhkan Soal Sertifikasi Halal, Padahal Layanan Gratis
“Tampaknya baru kali ini Korea Utara menggunakan istilah semacam itu. Jika ini artinya ekspor senjata. Maka sangat disayangkan Korut terang-terangan melanggar resolusi PBB yang melarang program nuklir dan senjatanya,” lanjutnya.
Dalam konteks krisis Ukraina dan ketegangan geopolitik yang meningkat, langkah-langkah seperti ini dapat memiliki dampak serius terhadap stabilitas global.
Kemungkinan ekspor senjata oleh Korea Utara ke Rusia dapat memperumit situasi dan memicu reaksi internasional.
Presiden Korea Utara Periksa Kendaraan Peluncur Rudal
Adanya kekhawatiran Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un ekspor senjata, usai baru-baru ini melakukan kunjungan ke sejumlah pabrik senjata utama negaranya.
Termasuk pabrik yang memproduksi sistem artileri dan kendaraan peluncur rudal balistik nuklir.
Selama kunjungan tersebut, Kim mengungkapkan komitmen untuk mempercepat pengembangan persenjataan militer dan kesiapan perang.
Kantor berita Korea Utara, Korean Central News Agency (KCNA), melaporkan bahwa kunjungan Kim berlangsung selama tiga hari.
Dalam kunjungan tersebut, Kim menegaskan peran penting pabrik-pabrik senjata dalam meningkatkan kesiapan perang negara.
Ia juga memuji upaya para pekerja pabrik dalam meningkatkan kualitas proyektil. Sekaligus mempercepat produksi dan memangkas waktu pemrosesan tabung propelan.
Selain itu, Kim juga menyoroti perlunya pengembangan jenis proyektil baru. Ia menekankan pentingnya meningkatkan pasokan kendaraan dalam mendukung kemampuan militer.
Dia juga mengunjungi pabrik mesin untuk rudal jelajah dan drone, memerintahkan percepatan produksi.
Langkah-langkah ini menunjukkan ketegangan yang masih berlanjut di Semenanjung Korea.
Kerja sama antara AS, Korsel, dan Jepang dalam menghadapi ancaman Korut menjadi semakin penting.
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, telah mengambil langkah-langkah untuk memperkuat kerja sama trilateral dalam menghadapi tantangan militer dari Korea Utara.***