
Jusuf Kalla Sebut Utang Indonesia, Segera Tembus 8000 Triliun

Berita Nasional hari Ini – Jusuf Kalla sebut utang Indonesia yang semakin meningkat. Menurutnya, saat ini utang pemerintah Indonesia telah mencapai Rp 7.850 triliun.
Bahkan, dalam waktu dekat, jumlah utang berkemungkinan akan mencapai Rp 8.000 triliun.
“Bulan-bulan ini pasti naik Rp 8.000 triliun,” kata Jusuf Kalla, dalam sebuah acara diskusi stasiun TV nasional.
Dalam sebuah acara diskusi Jusuf Kalla mengungkapkan bahwa pembayaran cicilan dan bunga utang pemerintah mencapai Rp 1.000 triliun per tahun.
Utang pemerintah saat ini didominasi oleh surat berharga negara (SBN) yang memiliki bunga rata-rata sebesar 6,5 persen per tahun.
Pernyataan Jusuf Kalla ini menggambarkan tantangan pemerintah dalam mengelola utang negara.
Meskipun utang dapat menjadi sumber pendanaan untuk pembangunan dan kegiatan ekonomi.
Penting bagi pemerintah memastikan pengelolaan utang yang bijaksana dan berkelanjutan.
Jusuf Kalla Sebut Utang Indonesia, Dominasi Surat Berharga Negara 6,5%
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla sebut utang Indonesia terkait dominasi Surat Berharga Negara (SBN) dengan suku bunga sebesar 6,5%.
Dalam perkiraannya, jika utang pemerintah mencapai Rp 8.000 triliun maka jumlah bunga yang harus pemerintah bayarkan setiap tahunnya mencapai lebih dari Rp 500 triliun.
Jusuf Kalla menjelaskan bahwa jumlah tersebut merupakan besaran bunga saja. Utang tersebut akan dicicil dengan rata-rata tenor 10 tahun.
Dengan asumsi tersebut, Jusuf Kalla memperkirakan bahwa pembayaran cicilan pokok yang harus pemerintah bayarkan mencapai sekitar Rp 700 triliun per tahun.
Dengan demikian, total pembayaran terkait utang mencapai lebih dari Rp 1.000 triliun per tahunnya.
“Itu bunga saja. Ini kan utang kan dicicil, tenornya katakan rata-rata 10 tahun, artinya dalam 10 tahun utang harus lunas. Perhitungan kasar saja, dan kalkulasi data bunga yang dibayar tahun ini Rp 450 triliun,” ujar Jusuf Kalla.
Baca Juga: Harry Tanggapi Ayah Kandung, James Hewitt Bukan King Charles
Namun, Kementerian Keuangan sebelumnya menampik pernyataan Jusuf Kalla tersebut.
Juru Bicara Kementerian Keuangan, Yustinus Prastowo, menyatakan bahwa pemerintah telah melakukan pembayaran utang pokok dan bunga dengan hati-hati dan terukur.
Meskipun demikian, data Laporan Keuangan Pemerintah Pusat menunjukkan bahwa pada tahun 2021. Pemerintah mengeluarkan dana sebesar Rp 902,37 triliun untuk pembayaran utang pokok dan bunga.
Perdebatan mengenai jumlah utang Indonesia tetap menjadi perhatian yang penting. Pemerintah perlu melakukan langkah-langkah yang cerdas mengelola utang negara.
Termasuk peningkatan penerimaan negara dan penggunaan utang untuk pembangunan yang produktif.
Dengan pengelolaan utang yang bijaksana, Indonesia berpotensi dapat menjaga stabilitas keuangan dan menghadapi tantangan ekonomi yang ada.
Respon Sri Mulyani Soal Klaim Menumpuk Pinjaman
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan tanggapan terhadap pernyataan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengenai pembayaran utang negara sebesar Rp 1.000 triliun per tahun.
Sri Mulyani menyatakan bahwa pemerintah secara rutin mengelola dan mengalokasikan pembayaran utang negara dalam nota keuangan setiap tahunnya.
Ia menekankan bahwa dalam APBN, terdapat strategi pembiayaan yang mencakup jangka waktu utang dan pembayaran yang harus dilakukan.
Baca Juga: Messi Batal Lawan Timnas Indonesia, Hanya Main untuk Australia
Meskipun tidak secara langsung mengonfirmasi kebenaran jumlah pembayaran utang sebesar Rp 1.000 triliun. Sri Mulyani menyatakan bahwa pembiayaan utang negara telah ditangani dengan baik.
Pentingnya adalah pembayaran yang jatuh tempo dapat diselesaikan dan beban utang tetap terkendali, sehingga memastikan keberlanjutan dalam pembayaran utang.
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) juga mengklaim bahwa struktur Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia tetap sehat dan didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian.
ULN Indonesia pada triwulan pertama tahun 2023 tetap terkendali, dengan rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang stabil sekitar 30,1%.
Struktur ULN Indonesia juga menunjukkan bahwa ULN jangka panjang masih mendominasi, dengan pangsa sebesar 87,6 persen dari total ULN.***
Tag: Jusuf Kalla Sebut Utang Indonesia, Berita Nasional hari Ini, Jusuf Kalla, utang Indonesia, pembayaran utang, surat berharga negara, SBN, cicilan dan bunga, pembayaran cicilan pokok, Kementerian Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, Bank Indonesia, Utang Luar Negeri, ULN,