
Gelombang Panas India, Kondisi Terkini Pasca 24Ribu Tewas
Berita Viral Hari Ini – Gelombang panas India terjadi secara ekstrem beberapa waktu lalu. Pada Rabu, 26 April 2023 90% wilayah India bermasalah atas kesehatannya akibat fenomena ini.
Bukan hanya kesehatan yang terpengaruh, melainkan merembet pula terhadap kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat India.
India mengalami serangan heat wave yang ekstrem beberapa waktu lalu. Tahun ini ada belasan orang yang meninggal dunia akibat gelombang panas.
“Gelombang panas menyebabkan beban yang belum pernah terjadi sebelumnya pada kesehatan masyarakat, pertanian, dan sistem sosial-ekonomi dan budaya. India saat ini menghadapi benturan berbagai bahaya iklim kumulatif,” tulis peneliti Cambridge.
Gelombang Panas India, Siang Hari Mencapai 40 Derajat Celsius
Selama gelombang panas India, tercatat di siang hari secara berturut-turut mencapai 40 derajat celsius.
Dalam waktu 30 tahun terakhir total 24 ribu orang meninggal dunia di India akibat gelombang panas.
Wilayah India dari waktu ke waktu semakin rentan terhadap heat wave lantaran perubahan iklim.
Heat wave yang terjadi bahkanmenyebabkan aspal di jalanan India, salah satunya terjadi pada kota Ahmedabad.
Lonjakan merkuri mengakibatkan melelehnya aspal jalan yang membentang sepanjang 200 meter menghubungkan jembatan Chandra Shekhar Azad ke Adajan Patiya di Surat.
Untuk mengatasi hal tersebut, Surat Municipal Corporation melakukan beberapa upaya seperti melakukan perawatan.
Baca Juga: Iwan Bule Eks Ketua PSSI, Gabung Gerindra Gantikan Sandiaga
“Perawatan jalan dilakukan menjelang musim hujan untuk memastikan jalanan tidak rusak. Aspal cair dapat mencegah air merembes ke jalan dan kondisinya tetap baik untuk waktu yang lama,” ujar petugas SMC.
SMC mengupayakan agar kualitas material dan proses pengerjaan sudah sesuai standar.
“Setelah ditaburi lapisan debu batu, semoga masalah tersebut dapat teratasi,”lanjutnya.
Kejadian aspal meleleh bukan pertama kalinya terjadi di kota Ahmedabad, bulan Maret, jalan Sudram Nagar sepanjang 1,5 km juga meleleh.
Baca Juga: Achiruddin Hasibuan Timbun BBM, PPATK Blokir Puluhan Miliaran
“Sudah ada beberapa pekerjaan pelapisan ulang jalan di kota selama sebulan terakhir. Tapi jalan Sudram Nagar nampaknya menjadi satu-satunya jalan kota yang aspalnya mencair,” imbuhnya.
Beberapa negara Asia tengah selain India memang alami fenomena heat wave. Fakta mengejutkan bahwa gelombang panas di India akan terjadi dalam kurun waktu yang panjang.
Berdasarkan laporan Departemen Meteorologi India durasi gelombang panas ekstrem negara itu akan bertambah panjang pada 2060.
IMD mengeluarkan laporan terbaru berjudul Proses dan Prediksi Gelombang Panas dan Dingin India.
Laporan tersebut mengatakan sebagian besar wilayah India, termasuk kawasan semenanjung dan pantai akan mengalami peningkatan durasi gelombang panas menjadi 12 hingga 18 hari.
IMD Laporkan Rencana Respon Komprehensif Heat Wave
Laporan IMD merekomendasikan rencana respons komprehensif untuk heat wave yang mencakup strategi adaptasi berbasis budaya, kelembagaan, teknologi dan ekosistem.
Rekomendasi dalam laporan meliputi peningkatan bangunan India melalui ventilasi dan isolasi.
Selain itu, meningkatkan kesadaran tentang tekanan panas, memodifikasi jadwal kerja, menawarkan peringatan dini, dan mengembangkan tempat perlindungan yang sejuk.
Menurut penelitian IMD, gelombang panas telah membunuh lebih banyak orang India daripada bencana alam lainnya kecuali siklon tropis.
IMD menganalisis klimatologi dan kejadian heat wave dengan menggunakan data dari tahun 1961 hingga 2020.
Mereka menyatakan gelombang panas terjadi ketika suhu maksimal melebihi 40 derajat Celsius dan 4,5 derajat di atas normal.
Ketika suhu melebihi 40 derajat Celsius dan 6,5 derajat di atas rata-rata maka terjadinya gelombang panas yang parah.
Gelombang panas paling sering terjadi dari Maret hingga Juni pada India bagian tengah dan barat laut serta sepanjang pantai Andhra Pradesh dan Odisha.
Rata-rata lebih dari dua heat wave terjadi pada seluruh bagian utara India, serta pesisir Andhra Pradesh dan Odisha.
Menurut laporan tersebut, frekuensi gelombang panas yang parah akan meningkat 30 kali lipat dari iklim saat ini pada akhir abad ke-21.***