
Bandung Kasus Sifilis Tertinggi, Masyarakat Jabar Harus Waspada

Berita Nasional Viral – Bandung kasus sifilis tertinggi dalam beberapa tahun terakhir yang perlu menjadi perhatian masyarakat setempat.
Data dari Dinas Kesehatan Jawa Barat menunjukkan bahwa angka kasus sifilis tertinggi tercatat di Kota Bandung berdasarkan skrining penyakit dari 2018 hingga 2022.
Kepala Bidang P2P Dinkes Jabar, Rochady HS Wibawa, menjelaskan bahwa skrining dari berbagai wilayah Jawa Barat.
Namun, Kota Bandung menunjukkan angka kasus sifilis yang paling tinggi dibandingkan dengan wilayah lainnya.
Dari sekitar 29.552 pemeriksaan yang dilakukan di Kota Bandung, terdapat 830 orang yang positif terinfeksi sifilis.
“Kota Bandung untuk pemeriksaan dilakukan sekitar 29.552 hasilnya memang 830 orang positif sifilis. Wilayah lain kita adakan pemeriksaan, cuma angkanya fluktuatif sesuai dengan jumlah kepadatan penduduk, Kota Bandung paling tinggi,” ujar Rochady.
Meningkatnya kasus sifilis ini menunjukkan adanya masalah yang perlu ditangani dengan serius.
Dalam hal ini, masyarakat Kota Bandung perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan dan pengobatan penyakit ini.
Tindakan yang tepat termasuk melakukan pemeriksaan rutin, menggunakan metode pengamanan saat berhubungan seksual. Serta mendapatkan pengobatan yang tepat jika terdiagnosis mengidap sifilis.
Bandung Kasus Sifilis Tertinggi, Data Lebih Besar Jika Lakukan Skrining Total
Sebagai kota terbesar di Jawa Barat justru Bandung kasus sifilis tertinggi sebagai masalah serius dengan tingginya penyakit raja singa.
Menurut data yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Jawa Barat, Bandung mencatat angka kasus sifilis tertinggi ketimbang dengan wilayah lainnya dalam periode 2018-2022.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Jabar, Rochady HS Wibawa, mengungkapkan bahwa skrining penyakit pada beberapa daerah di Jawa Barat.
Berdasarkan hasil skrining tersebut, Bandung menunjukkan jumlah kasus sifilis paling tinggi.
Baca Juga: Jusuf Kalla Sebut Utang Indonesia, Segera Tembus 8000 Triliun
Dari 29.552 pemeriksaan Kota Bandung, sebanyak 830 orang terbilang positif terinfeksi sifilis.
Rochady juga menyoroti pentingnya melakukan skrining secara menyeluruh seluruh wilayah untuk memperoleh data yang lebih akurat.
Menurutnya, data saat ini hanya mencakup area-area tertentu seperti lokalisasi, sehingga angka kasus tercatat belum mencerminkan situasi secara keseluruhan.
Selain Kota Bandung, Rochady juga membandingkan situasi Kota Depok yang termasuk dalam daerah metropolitan.
Baca Juga: Iran Kirimkan Rusia Ratusan Rudal, AS Beri Kesaksian
Jumlah kasus positif sifilis Depok tergolong lebih sedikit ketimbang dengan Bandung. Namun, Rochady menekankan bahwa angka kasus ini tergantung pada jumlah responden yang menjalani skrining pada setiap wilayah.
“Depok dari 10.713 diperiksa hanya 3, Bekasi dari 8.548 itu 53. Kalau masalah tergolong kecil atau besar itu tergantung jumlah responden yang kita periksa,” ujar Rochady.
Pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan kabupaten/kota telah berupaya keras dalam penanganan penyakit sifilis.
Rochady menyatakan bahwa obat untuk penyakit ini telah tersedia di puskesmas dan rumah sakit setiap daerah. Ia mengimbau masyarakat yang menderita sifilis untuk datang dan mendapatkan pengobatan tepat.
“Obat tidak masalah di Puskesmas sudah ada, di RS juga ada. Kami di puskesmas sudah ada dengan sesuai dengan SOP karena kalau lihat data dari 3.188 yang tercatat itu yang berobat masih sekitar 1.570 orang,” lanjutnya.
HIV/AIDS Tertinggi Menjangkit Usia Produktif Dampak Seks Bebas
Selain Bandung kasus sifilis tertinggi, kota terbesar Jabar ini juga masuk HIV/AIDS terbanyak menjangkit usia produktif.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian, mengungkapkan bahwa tingginya kasus HIV/AIDS dapat dimengerti mengingat populasi yang besar.
Belum lagi aktivitas penduduk tinggi sehingga beriringan denganfaktor risiko yang ada.
Kota Bandung menghadapi berbagai faktor risiko seperti penularan melalui jarum suntik, perilaku seks berisiko, dan penurunan genetik dari ibu ke anak.
Fasilitas kesehatan yang mudah diakses oleh penderita dan orang yang berisiko juga merupakan salah satu faktor peningkatan kasus.
Kelompok usia produktif menjadi yang paling terdampak, terutama melalui aktivitas seksual berisiko.
Dalam upaya pencegahan, tindakan preventif terus dilakukan, terutama pada kelompok usia produktif yang rentan terlibat dalam aktivitas berisiko.
Terjangkit kasus HIV/AIDS sangat penting agar pengobatan dapat segera dilakukan dan penularan dapat tercegah.
Sehingga individu dengan HIV/AIDS dapat hidup secara sehat dan produktif. Data menunjukkan bahwa sejak 1991 hingga Desember 2022. Sebanyak 6.133 kasus HIV Kota Bandung dengan risiko penularan tinggi.***