
Aliansi NATO Ekspansi ke Asia, China Berikan Respon Keras

Berita Viral Hari Ini – Aliansi NATO ekspansi ke Asia, militer yang selama ini lebih dikenal dengan kehadirannya pada wilayah Atlantik Utara.
Nampaknya saat ini tengah mempertimbangkan ekspansi ke wilayah Asia. Langkah ini menjadi sorotan tajam, terutama adanya konteks ketegangan antara NATO dan Rusia akibat konflik Ukraina.
Ekspansi ini bertujuan untuk memperluas pengaruh NATO pada wilayah Asia. Guna menghadapi beberapa kekuatan regional yang memiliki kebijakan luar negeri berbeda dengan Amerika Serikat (AS).
Di antara rival-rival AS pada wilayah ini terdapat Rusia, Korea Utara (Korut), dan China.
Aliansi NATO Ekspansi ke Asia, Sejumlah Pakar Angkat Bicara
Terkait aliansi NATO ekspansi ke Asia memicu komentar sejumlah pakar dan pejabat politik.
Salah satunya adalah Jenderal Viktor Sobolev, seorang anggota Partai Komunis Rusia. Ia menyatakan bahwa NATO mungkin akan mencakup Jepang dan Korea Selatan dalam jangka menengah.
Viktor Sobolev mengungkapkan bahwa hal ini mungkin terwujud dalam lima tahun ke depan.
Pernyataan tersebut jelas memunculkan reaksi keras dari pihak Rusia dengan menganggapnya sebagai ancaman yang serius.
“Tentu saja, hal ini tidak dapat terjadi dalam waktu dua hingga tiga tahun ke depan. Namun hasil seperti itu mungkin terjadi dalam waktu lima tahun. Kepemimpinan politik dan militer kita harus menanggapi hal ini dengan sangat serius. Ini adalah ancaman yang nyata dan sangat nyata,” ujar Viktor Sobolev.
Baca Juga: SuwonFC Kandang Anyar Pratama Arhan, Media Korea Konfirmasi
Pernyataan Sobolev ini datang setelah Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengungkapkan bahwa NATO tengah berupaya menempatkan pasukan.
Serta infrastruktur militernya pada wilayah Asia-Pasifik, hal ini merupakan bagian dari strategi NATO untuk menghambat kekuatan regional kawasan ini.
Putin juga pernah menyampaikan pandangannya mengenai kemungkinan integrasi antara NATO dan AUKUS. Sebuah pakta keamanan regional yang melibatkan Australia, Inggris, dan AS.
“Memformat ulang sistem interaksi antar negara yang telah berkembang di kawasan Asia-Pasifik,” tutur Putin.
Baca Juga: Mafia Matteo Messina Denaro, Kanker Usus Renggut Godfather
Sementara itu, Menlu Yoshimasa Hayashi menyebut serangan Rusia ke Ukraina sebagai peristiwa yang memiliki dampak global.
Sehingga memaksa Jepang untuk mempertimbangkan kembali keamanan regional.
Tindakan ini mencerminkan kekhawatiran Jepang terhadap dinamika keamanan pada kawasan Asia-Pasifik.
China Respons Tegas Niatan Militer Atlantik Utara
Soal upaya aliansi NATO ekspansi ke Asia, pemerintah China mengeluarkan peringatan keras terkait niatan tersebut.
Peringatan ini muncul ketika pertemuan puncak NATO di Lithuania yang juga dihadiri oleh sejumlah negara Asia termasuk Jepang dan Korea Selatan.
NATO telah merilis sebuah komunike yang menggambarkan China sebagai tantangan utama bagi kepentingan dan keamanan aliansi militer Amerika Serikat (AS).
Dalam komunike tersebut, para pemimpin NATO menilai bahwa China menghadirkan tantangan dengan ambisi dan kebijakan yang bersifat koersif.
Mereka juga mencatat tindakan China dalam mengerahkan berbagai alat politik, ekonomi, dan militer untuk memperluas pengaruhnya secara global. Sambil tetap merahasiakan strategi, niat, dan kemampuan militernya.
Pihak NATO juga mencatat operasi hybrid dan siber yang dianggap berbahaya dari China. Serta retorika konfrontatif dan disinformasi yang diarahkan kepada sekutu-sekutu NATO.
Terbilang mengancam keamanan aliansi tersebut, Komunike juga menyebut hubungan strategis yang semakin dalam antara China dan Rusia sebagai upaya melemahkan tatanan internasional.
Pemerintah China tegas menentang pergerakan NATO ke arah timur, khususnya ke wilayah Asia-Pasifik.
Mereka menyatakan bahwa setiap tindakan yang mengancam hak dan kepentingan sah China akan dihadapi dengan respons tegas.
“Setiap tindakan membahayakan hak dan kepentingan China yang sah, akan ditanggapi dengan respons tegas,” tegas misi diplomatik China.***